Buku Bahagia Bersama seakan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Kang Maman selaku penulis, Mice Cartoon sang komikus, serta para pemeran yang diceritakan dalam buku ini.
Saya rasa bukan hanya mereka yang berbahagia menikmati hasil karyanya terbit, tetapi juga saya dan orang-orang yang sudah membaca Buku Bahagia Bersama ini. Jujur, cerita-cerita dalam buku ini beberapa bahkan saya alami sendiri dalam kehidupan.
Kalau boleh bercerita sedikit, buku Bahagia Bersama yang mengangkat tema Berbagi, Memberi, dan Menyantuni, saya jadi teringat oleh ibu saya sendiri, di mana beliau adalah seorang guru seni khususnya seni lukis.
Walau sudah tidak lagi mengajar, ibu selalu ingin berbagi ilmu seninya kepada anak-anak, khususnya anak-anak disekitar desa tempat tinggal kami. Bukan di sekolah atau tempat lain yang mengharuskan mereka menghabiskan banyak biaya untuk transport, tetapi berlokasi di rumah, tepatnya di ruang tamu.
Yang lebih istimewanya lagi, kegiatan ini sama sekali nggak dipungut biaya, alias 100 persen gratis. Bahkan, ibu memberikan fasilitas seperti crayon, pensil, dan kertas gambar. Jadi, anak-anak hanya tinggal membawa diri serta meja lipat sebagai alasnya.
Itulah tadi sekilas cerita tentang ibu saya yang senang berbagi yang mungkin bisa menjadi inspirasi.
Review Buku Bahagia Bersama, Mari Berbagi, Memberi, Menyantuni
Jujurly, waktu ikut event Deklarasi dan Peluncuran Buku Bahagia Bersama secara live on YouTube dan Zoom, yang dihadiri Kang Maman, Ivan Gunawan, Melanie Subono, Mohamad Feriadi dan Mice "Cartoon" yang hadir secara virtual, pada 7 September lalu, mendengar cerita-cerita mereka yang gemar berbagi, memberi dan menyantuni, membuat mata saya berkaca-kaca sekaligus merinding.
Berusaha membuat orang-orang disekitar mereka bahagia dan membuat diri sendiri ikut merasakan kebahagiaan, adalah satu paket, dan nggak boleh terpisahkan. Karena, jika salah satunya saja yang merasa bahagia, maka akan tercipta ketidaksempurnaan.
Melalui buku ini, Kang Maman bercerita tentang kejadian-kejadian sarat makna, banjir ilmu, dan pelajaran hidup. Kang Maman bahkan turun sendiri ke lapangan untuk mencari tahu cerita-cerita yang dialami para karyawan, pimpinan, sahabat dan pengalaman dari Kang Maman sendiri. Beberapa di antaranya bahkan mengalirkan air mata, dan mengundang senyum dibibir.
Dari tema yang diangkat dalam Buku Bahagia Bersama yaitu berbagi, memberi dan menyantuni, sejenak memunculkan banyak pertanyaan dalam benak saya. Kenapa perusahaan besar seperti JNE harus berbagi, memberi dan menyantuni? Memangnya apa yang didapat JNE dari berbagi, memberi dan menyantuni?
Berbagi menurut JNE adalah denyut nadi yang harus selalu berdetak dalam perusahaan yang sudah berdiri sejak 1990 silam itu. Adalah sebuah logika yang telah ada berabad-abad lalu tercipta, di mana hal ini akan selalu terkait dengan sabda Rasullulah SAW, bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah."
Selain itu, bukan tanpa sadar JNE terus berbagi, memberi dan menyantuni, melainkan berpedoman kepada salah satu ayat Allah dalam Al Qur'an-Nya, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah:261)
"Orang-orang yang beramal atau berbagi, akan mengalami sensasi perasaan positif."
Ada banyak kisah yang bernilai banyak kebaikan dalam buku ini. Bahkan, tak satupun bersifat fiktif, melainkan kisah nyata yang nyata-nyatanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari para pemeran dan Kang Maman sendiri. Menceritakan bahwa JNE besar bukan karena persoalan waktu, namun lebih berfokus pada besarnya rasa ingin berbagi, memberi dan menyantuni.
Buku ini ditulis Kang Maman dan diilustrasikan oleh Mice dengan hati secara rapi, dengan bahasa yang mudah dipahami. Jadi nggak heran, kalau seketika memunculkan semangat untuk ikut melakukan banyak kebaikan sekecil apapun. Setebal 188 halaman, Buku Bahagia Bersama wajib dibaca, dan wajib menyiapkan hati untuk ikut merasakan kebahagiaan.
Terceritakan dalam buku ini beberapa sosok pekerja di JNE yang gigih dan tak kenal lelah, bahkan merasa terbantu selama bekerja di JNE. Adalah Welly, keterbatasannya dalam melihat tak lantas menghambatnya untuk berusaha dan tetap bekerja dan selalu berbuat kebaikan.
Buktinya ia mampu menjadi pelita dalam gelap dan membantu memberikan cahaya kepada banyak orang. Karena ia percaya, bahwa Allah adalah pemberi jalan hidup terbaik.
"Orang-orang baik tak hidup untuk dirinya sendiri."
Ada satu lagi kisah yang membuat saya sangat semangat membacanya. Namun kali ini bukan dari seorang pekerja di JNE, tetapi ia telah banyak menularkan kebaikan dan sangat terbantu oleh JNE. Kisahnya yang unik terinspirasi dari sebuah game zadul Nintendo, Paperboy.
Ah, saya jadi ikut bernostalgia nih.. Boleh cerita sedikit yaa..
Paperboy adalah game favorit saya semasa kecil dulu. Disaat SEGA masih menguasai dan telah ada jauh sebelum PlayStation dan berbeda setahun dengan kemunculan Nintendo. Sekiranya sekitar tahun 1985an.
Berperan sebagai seorang pemuda yang merupakan loper koran, di mana ia harus mengantarkan koran-koran kepada pelanggan tepat waktu dengan mengendarai sepeda. Permainan semakin seru, saat terdapat halang rintang seperti harus melewati anjing galak, sepeda motor yang melaju kencang, sampai kereta bayi yang melintas.
Waktu itu saya hanya berpikir bahwa bermain Paperboy adalah kesenangan yang tak berujung. Namun berbeda dengan Edy Dimyati, menjadi loper koran adalah cita-citanya. Walau memang tak kesampaian menjadi loper koran dengan mengendarai sepeda, namun ia sempat menjajakan koran kepada pengendara mobil dan sepeda motor sembari menunggu lampu lalu lintas hijau menyala.
"Berbagi kebahagiaan tidak perlu menunggu kaya."
Setelah teknologi mulai berkembang, di mana berita bisa diakses melalui internet dan tanpa biaya, ia pun tak lagi meneruskan cita-citanya yang hanya separuh tercapai itu. Tak sampai disitu, semangat luar biasa dari sang Paperboy masih terus terngiang dalam benaknya.
Untuk itu, ia lantas menciptakan Kabaca atau Kargo Baca. Menebar virus baca, sekaligus membiasakan budaya baca melalui kereta angin yang dimillikinya kala itu. Ia menyebutnya sepeda perpustakaan, yang sejak 2017 lalu melaju menyapa masyarakat, mengajak gemar membaca sedari dini secara gratiiisss..
Disekitaran Jakarta lah ia menjelajah, sementara Cibubur dan sekitarnya merupakan distrik khusus Kabaca merambah. Sepeda mekanik ciptaan Badrul Alam mampu masuk ke gang-gang, parkiran masjid, menyapa semangat anak-anak yang hadir kala itu.
Memiliki 3 prinsip teguh, Kabaca sangat berbahagia untuk menghadirkan buku (di mana buku-buku akan dikirim melalui Service JNE Trucking (JTR)), mengayuh dengan hati (Kabaca akan dengan senang hati berbagi banyak makanan untuk yang membutuhkan), dan mengabarkan informasi (melalui kanal YouTube, Kabaca berbagi pengalaman dan informasi seputar tempat-tempat yang pernah dikunjungi).
"Bahagia itu ada di hati setiap orang yang bersyukur. Rasa syukur itu menjadi sempurna karena keikhlasan memberi, berbagi dan menyantuni."
Sudah menjadi tradisi bahwa JNE akan selalu memegang teguh tiga kata tersebut, bahkan sejak JNE berdiri, Pak Prapto selaku pimpinan teratas JNE, senantiasa mengingatkan hal tersebut.
Dan akan terus ditingkatkan, terutama melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), JNE juga berbahagia karena, senantiasa berbagi dan menyalurkan zakat fitrah, merenovasi rumah ibadah yang perlu diperbaiki, berperan aktif dalam pembagian hewan kurban, kepada karyawan yang telah bekerja selama 10 tahun lebih, akan diberi reward berupa perjalanan wisata religi ke luar negeri, membangun sekolah, pondok pesantren dan memberikan pelatihan untuk UMKM, serta masih banyak lagi kebaikan yang akan dibagi.
"Orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri tak akan pernah bisa hidup secara penuh."
Siapa yang nggak bahagia mendengar teriakan "Pakeeet!" dari depan rumah. Dan sudah seharusnya juga JNE sebagai layanan ekspedisi terbaik juga mendapatkan 'paket' luar biasa dari Sang Pencipta berupa beribu berkah, karena bukan hanya mengutamakan pelanggan, namun juga senantiasa berbagi, memberi dan menyantuni.
Tepat pada 26 November 2021 mendatang, JNE akan mencapai 31 tahun yang sangat luar biasa, dan dengan bahagia menyambangi kita semua dalam mengantarkan segala bentuk kebahagiaan, seperti motonya Connecting Happiness. Semoga ke depannya JNE tidak hanya menjadi perusahaan yang besar karena telah setia melayani pelanggan, namun juga besar karena dikenal tak pernah lupa untuk berbagi, memberi dan menyantuni.
Semoga ulasan Buku Bahagia Bersama ala saya ini dapat memberikan setidaknya percikan semangat berbagi, memberi dan menyantuni. Begitupun bagi diri saya sendiri.
Sebenarnya ada banyak lagi cerita yang ingin saya sampaikan di sini. Tapi nanti jadi so many spoiler dong, hehe.. Kalau kamu juga mau membaca kisah inspiratif sekaligus merasakan kebahagiaan melalui buku ini? Langsung aja order Buku Bahagia Bersama di toko Gramedia (offline dan online) dan Toko JNE di Shopee dan Tokopedia. Semangat berbagi, memberi dan menyantuni. Sampai jumpa..
20 Komentar
Berbagi, memberi, menyantuni dari tema nya aja udah buat kita berfikir bahwa buku ini bakalan berisi hal2 yang bisa kita lakukan dikehidupan sehari hari ya kak :)
BalasHapusBerbagi kebahagiaan tak perlu menunggu kaya...ah benar sekali ini mbak. Walaupun pada praktiknya masih aja ada perasaan takut kayanya berkurang kalau berbagi.
BalasHapusAnyway buku ini formatnya komik or cergam ya?
Iya cergam sih, mas Prim. Cuma gam nya itu komik, haha..
Hapuswah harus beli nih
BalasHapusMice dan Kang Maman idola saya, malah sebelum pandemi suka jalan ke toko buku untuk selalu mengoleksi Mice
Masuk wishlist, nih. Sejak tahu yang bikin Kang Maman sama Mice, sudah kebayang bakalan menarik bukunya. Tapi kirain lebih ke komedi, ternyata ada juga ya bahasan soal berbagi.
BalasHapusWew, JNE udah 31 tahuuun hahahaha, sesenior itu rupanya ekspedisi favoritku.Sepakat banget sama 'Berbagi tidak perlu menunggu kaya', semoga aku juga makin rajin berbagi juga nih, self reminder
BalasHapusMba Riz, aku baru dapet separuh nih.
BalasHapusbagus banget, kaya akan ilmu dan petuah bijak banget
Aku udah selesai mbak Nyi. Bikin senyum senyum merinding bacanya, huhu..
Hapuskok gemes nih bukunyaaa, wah jadi pengen deh, dijual umum kah kak?
BalasHapusBisa cek di Toko JNE yg ada di TOKIPEDIA dan SHOPEE ya mbak hihi..
HapusKeren sekali buku ini sepertinya. Beberapa quotesnya sangat menyentuh hati, sebagai pengingat diri
BalasHapusBagus ya JNE ini keren memang perusahaan sebesar mereka CSR sudh jadi fokus sih, maka terus lah menginspirasi JNE, saya juga pengguna setia JNE
BalasHapusMasyaallah baca tulisannya adem banget ini mba. aku suka banget. memang benar sih memberi itu memang mendatangkan kebahagiaan juga untuk kita sendiri.
BalasHapusTernyata sudah lama banget ya JNE, 31 tahun sudah. Sellau ada kisah inspiratif dari orang-orang sukses ya, Jadi pengin baca bukunya.
BalasHapusMbaa bukunya bisa dapet dimana yah? Jadii kepo nih pengen ikutan jugaa huhu. Kapan yah bisa ikutan
BalasHapusDi Shopee dong mbak Jii.. Search aja Toko JNE.
HapusFollow IG JNEws deh mbak Ji.. uptodate di sana mah.
Wah bagus. Aku belum punya nih. Jadi pengen punya juga. Buku nya bisa beli dimana ya?
BalasHapusBisa di Tokopedia dan Shopee, cari aja Toko JNE, kak..
HapusBeuh bukunya bagus nih. Sangat menginspirasi buat yg baca
BalasHapusSepertinya menarik nih bukunya, mau ikutan beli juga aah. Btw, JNE emang udah jadi ekspedisi nomor satu di tanah air ya, alhamdulillah selama ini pakai JNE nggak pernah ada masalah sih.
BalasHapusHaii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!