"Oh ya, ada. Ini cerita sebelum aku ngojek sih. Jadi sekitar 2 tahun lalu, aku lihat seseorang yang lagi berdiri di depan rumahnya mungkin, ternyata dia ini lagi nungguin ojek online mobil. Nah dari situ aku perhatiin si penumpang ini. Kok rasanya ada yang aneh ya. Perasaanku jadi nggak enak Wit. Kebetulan aku pas lagi di rumah customer yang rencana mau ambil mobil. Karena penasaran, aku langsung ambil motor dan ngikutin mereka, tanpa mikir customerku itu tadi. Tapi ternyata aku kehilangan jejaknya, di tambah lagi motor aku bannya kempes. Yaa, jadinya usaha pengejarannya juga berhenti," cerita Eza, yang lalu menyeruput jus jeruknya.
Aku terdiam sejenak, "Lah, udah gitu aja? Letak horornya dimana
coba?" tanyaku lagi dan lagi.
"Eits, masih ada lanjutannya nih. Aku haus jadi minum dulu, hehe.."
ah dasar nih orang, "Nah karena aku ini orangnya gampang banget penasaran,
jadi aku putuskan untuk pindah haluan dari sales ke ngojek."
Aku masih terdiam heran, "Karena gitu aja? Jadi kamu langsung ngelamar
jadi driver gitu? Trus coba cari tau si drivernya atau penumpangnya itu?"
aku malah penasaran.
"Iya. Besoknya aku langsung resign dan ngelamar jadi driver. Syukurnya aku
langsung diterima. Aku nggak tau ya Wit, rasa~rasanya aku masih penasaran sama
apa yang aku lihat waktu itu. Ada yang harus aku pecahkan, makanya aku bela~in
buat ngejar mereka," ujarnya lagi.
"Terus, akhirnya kamu nemuin mereka?"
Eza manggut, "Justru aku langsung ketemu sama penumpang misterius itu.
Rasanya lega sih, akhirnya bisa ketemu sama dia. Setelah nungguin orderannya
selama kurang lebih 4 tahun," sambungnya.
"Bentar deh, kok aku malah bingung ya. Memang penumpangnya kenapa sih Za?
Kakinya nggak napak ya? Atau matanya merah? Kamu sempat lihat punggungnya
bolong nggak?" celetukku.
Eza menggeleng tertawa kecil, "Justru sebaliknya Wit. Dari ujung rambut
sampai ujung sepatunya, terlihat rapi dan wangi banget. Rupanya juga
cantik."
"Duh Za, jadi sebenernya penumpang itu jadi~jadian atau gimana sih
Za?" aku makin sewot.
"Kamu tahu Wit. Penumpang itu adalah kamu. Sosok yang selalu aku tungguin
di depan rumahnya selama 2 tahun, nungguin orderannya. Dan itulah hal utama
yang membuatku pindah haluan kerja. Cerita ini lebih serem dari sundel bolong
Wit," ujarnya.
Sontak aku super bingung dan speachless, "Haha.. Serius kamu Za? Kamu itu
ya aneh. Orang udah serius banget dengerin, aku kira kamu tuh ngelihat hantu.
Lagian masa ngejar aku sampai segitunya sih," responku yang benar~benar
tak menyangka bahwa segigih itu dia berbuat.
"Jujur, dari zaman ngampus dulu, aku sering perhatiin kamu dari kejauhan.
Dan nggak berani dekat sama kamu akhirnya cuma sekedar sapa menyapa aja. Karena
aku ngerasa nggak pantas dekatin kamu yang waktu itu adalah cewek populer di
kampus," jelasnya serius.
Aku tertawa, "Ya ampun Zaa.. Aku nggak sepopuler itu kali. Aku juga mau
jujur nih sama kamu. Jadi, sekitar kurang lebih 1 bulan lalu, aku datang ke
pesta penikahan sahabat aku Putri, yang ternyata nikah sama Robby teman kamu
dulu," ceritaku lalu di potong olehnya.
"Lah, Kok Robby nggak ngundang aku ya. Wah dasar tuh anak, lupa sama
temen," kesal Eza.
"Eh, dia bukannya lupa, tapi kamunya tuh yang susah di hubungi setahun
terakhir, gitu lho.." jelasku singkat, "Duh, sampai mana tadi
ceritanya, kamu sih motong aja," Eza meminta maaf sambil tertawa kecil,
".. Jadii, Robby itu cerita banyak tentang kamu yang diam~diam naksir aku
dulu, hehe.."
"Yah Robby, bikin malu aja. Oh iya, akunya yang ganti nomor, hehe.."
ujarnya sambil nyengir~nyengir.
"Dasar kamu Za. Eh tapi Za, kamu tahu nggak, dari cerita Robby itu aku
jadi ngerasa simpatik gitu sama kamu," lagi Eza nyengir malu sambil
garuk~garuk kepala, ".. Dan ini juga lebih horor dari cerita kamu tadi.
Kalau selama 1 bulan kemarin aku sengaja beralih dari aplikasi hijau yang satu
ke aplikasi hijau yang lain. Dan yang lucunya lagi, aku berharap kalau
drivernya itu kamu. Hah.." ceritaku sedikit panjang.
Aku dan Eza sama~sama terdiam dan berpikir hal yang sama.
"Jadi selama ini kita satu rasa. Tapi belum bisa satu jiwa ya Wit,"
celetuk Eza.
Aku tertawa, "Jadi judulnya itu driver ojek online dan penumpang misterius
ya, haha.."
"Btw, kita sekarang pacaran nih Wit?" tanya Eza.
"Wah, ini pertanyaan horor nih, haha.." jawab candaku.
"Serius dong Wiit.." kesalnya.
"Umm.. Tapi kamu jemput aku tanpa aplikasi ya, haha.." pintaku.
"Tapi kamu kasih point cinta ke aku ya," ujarnya.
"Ashiap.."
~ S E L E S A I ~
1 Komentar
Kenapa namanya Eza sih, mengingatkan ku pada seseoranggg ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusHaii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!