Visi Misi Pernikahan: Ketika Pernikahan Bukan Hanya Pengubah Status



Visi Misi Menikah, Visi Misi Pernikahan, Visi Misi Nikah


Visi Misi Pernikahan: Ketika Pernikahan Bukan Hanya Pengubah Status - Halo semua. Pertama kali baca judul visi misi pernikahan ini, apa sih yang kalian pikirkan? Kebahagiaankah? Kesusahankah? Atau apa yaa..

Kemarin malam, saya mendadak jadi penasehat pernikahan seorang junior zaman sekolah dulu. Dia WhatsApp saya, tanpa berbasa-basi dan langsung bilang, "Mbak ky, visi misi pernikahan itu apa ya? Aku mau nikah nih 3 bulan lagi, hehe.." saya langsung kaget dong, tapi ya bahagia juga. Oke skip.

Sebenarnya, visi misi nikah itu apa sih? Ingin tinggal satu atap? Sekadar ingin melihatnya selalu ada disampingmu setiap pagi datang? Atau supaya tahu gimana kelakuannya kalau si dia tidur? Hahaha..

Allah telah menciptakan dorongan biologis dalam diri manusia. Dan sebagai manusia biasa, pasti tidak bisa menolak hasrat tersebut. Solusi dari semua itu adalah menikah. Manusia akan sadar bahwa hasrat tersebut adalah perantara yang Allah ciptakan supaya manusia memiliki keturunan.

Namun terkadang, banyak yang menghindari pernikahan, bahkan menghindari untuk mengetahui visi misi menikah, karena lahir dan batin mereka belum cukup siap dan atau karena menikah berarti memikul tanggung jawab dan memiliki konsekuensi yang besar. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa visi misi menikah itu adalah untuk kelangsungan hidup manusia. Atau bahasa Islaminya, untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Sebagaimana yang telah Allah firmankan, kita dan generasi penerus kita akan dengan baik merawat bumi ini, beserta amalan-amalan saleh yang jauh dari kemaksiatan juga kesyirikan. Lagipula, Rasulullah menganjurkan kita untuk memiliki banyak keturunan demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

"Suatu hari, ada laki-laki menemui Rasulullah. Kemudian ia berkata, 'Aku bertemu wanita yang baik dan cantik, tpi ia tidak bisa mempunyai anak. Apakah aku layak menikahinya?' Rasulullah menjawab, 'Tidak.' Kemudian, ia menemui Rasulullah untuk kedua kalinya, dan beliau masih melarangnya. Ia pun menemui Rasulullah untuk ketiga kalinya, lalu beliau bersabda, 'Nikahilah wanita yang penyayang dan dapat melahirkan banyak anak. Sebab, aku akan membanggakan jumlah kalian nanti di hadapan umat-umat lain." (HR. Abu Daud)

"Jika manusia mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah yang kebaikannya selalu mengalir, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang senantiasa mendoakannya." (HR. Muslim)

"Jangan sampai diantara kalian ada yang tidak berusaha mempunyai anak. Jika seorang laki-laki meninggal dan tidak mempunyai anak, namanya akan terputus." (HR. Thabrani)

Perlu kita ingat, bahwa keutamaan memiliki anak tidak didapat dengan melahirkan saja. Karena, melahirkan bukan hanya naluri manusia, melainkan juga hewan. Sementara itu, keutamaan memiliki anak akan didapat ketika kita mendidik mereka dengan cara Islami. Yang tentu saja kita berharap agar ke depannya mereka akan menjadi hamba-hamba Allah yang saleh.

Sebisa mungkin pendidikan Islami dimulai sejak fase pencarian pasangan yang baik agamanya, karena hal tersebut adalah termasuk visi misi pernikahan. Kemudian, berlanjut ke pasca pernikahan sampai mereka berumur kurang lebih 25 tahun. Menafkahi dan mendidik anak-anak kita adalah termasuk amalan yang mulia. Besarnya perjuangan serta pengorbanan orang tua tidak akan bisa dibalas dengan apapun, kecuali pahala dari Allah. Dengan amalan tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa dan meninggikan derajat kita di sisiNya.

"Jika seorang muslim menafkahi keluarganya dan mengharap pahala dari Allah, ia akan mendapatkan pahala sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat satu kisah menarik dari Ibnu Mubarak, yang bisa kita petik hikmahnya.

Suatu hari, Ibnu Mubarak sedang berada dalam perjalanan jihad bersama para sahabatnya. Beliau berkata, "Apakah kalian tahu amalan apa yang lebih baik daripada amalan yang sedang kita lakukan ini?"

"Kami tidak tahu," jawab mereka.

Ibnu Mubarak berkata lagi, "Aku tahu."

"Amalan apakah itu?" tanya mereka.

Ibnu Mubarak menjawab, "Seorang laki-laki mulia (menjaga) diri dari perbuatan dosa, mencari nafkah yang halal, yang memiliki anak, ia bangun pada malam hari dan melihat anak-anaknya sedang tidur tanpa selimut. Kemudian, ia menyelimuti mereka dengan kain yang ia miliki. Itulah amalan yang lebih baik daripada amalan kita saat ini."

Jadi, pernikahan itu bukan sekedar menyatukan hubungan dua sejoli yang saling cinta. Tetapi,  menyatukan keikhlasan hati sepasang kekasih yang cinta kepada Allah untuk dengan istiqomah mengamalkan segala perintahNya.

Semoga para "singlelillah" segera dipertemukan dengan kekasih halalnya. Bukan semata-mata hanya untuk mengubah status, apalagi cuma sekadar untuk "uwuwuan" semata, melainkan juga mengubah hidupnya agar sama-sama saling mengingatkan dalam ke-istiqomah-an, dan berusaha memiliki keturunan yang baik dan beramal saleh, aamiin..

Jangan lupa berbagi kepada siapapun, dan sosial media apa pun. Semoga bermanfaat!


Ref: https://bit.ly/337y1Xn
Gif: Beauty Glamorous


Posting Komentar

26 Komentar

  1. Bener banget mba. Menjalin hubungan dengan kekasih halal untuk sama-sama menuju jannahnya 🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, bahagia dunia akhirat ya mbak, aamiin..

      Hapus
  2. Tiap liat blog ini senyum sendiri karena thumbnailnya lucu-lucu bisa gerak, ngga bosenin bacanya hihi.
    Terus ini artikel kayaknya cocok nih kalo kukasi temenku yang lagi merasa insecure banget, apalagi soal jodoh. Ngga heran sih, karrena di usia yang bisa dibilang "rawan" kayak gini orang jadi lebih insecure ya mba. izin share yaak. terimakasiiihhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi.. makasih kak Jihan. Monggo di share ke para singlelillah :D

      Hapus
  3. lucu ya gifnya mbak rizki, tapi kenapa kursornya bunga begini hihi. *oot bener banget mbak rizky menikah itu memang komitmen. tidak hanya menyatukan dua kepala lagi tapi dua keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Ina, biar nggak bosen liat kursor yg itu-itu aja :D

      huum, semoga kedua keluarga selalu akur ya mbak, aamiin..

      Hapus
  4. Baca artikel ini serasa diberi petuah langsung 🤭 mangguk² aku kak bacanya. Terima kasih atas sharing nya. Sering² nulis beginian kak😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. alhamdulillah.. semoga disegerakan ya Vii.. dipasangkan dengan lelaki yang baik, aamiin :D

      Hapus
  5. aku bacanya kayak lagi dengerin pengajian di acara nikaha gitu, Mbak Ki..

    Tadi pagi pun aku komen di temen yg single yang posting status ttg nikahan temen. Tapi aku merasa komentarku salah, karena ternyata dia jadi sedih kalo ditanya itu.

    Semoga segera diberikan jodoh yang tepat dan terbaik buat para jomblowan dan jomblowati yaa. Tapi, pernikahan ini bukan tombak utama hidup, karena ada banyak hal lain pula yang perlu diraih. Jangan terpaku pada nikah, nikah dan nikahnya saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga pernah jahat sama para singlelillah karena pertanyaan "kapan nikah?" huhu..

      aamiin..

      setuju nih sama kak Ghina, karena nikah itu kan ibadah, dan hal-hal lain yang positif juga termasuk amal soleh, jadi ya kalo bisa keduanya sama-sama dipikirin seiring sejalan aja, supaya sama-sama dapet pahala bahagianya :D

      Hapus
  6. Ah jadi ingat tujuan waktu nikah pertama kali ya mba. Makasih mba sharingnya :)

    BalasHapus
  7. pernikahan itu ibarat jalan menuju ke pantai Cidaun di Cianjur, jalannya berliku-liku, berbelok tapi ada lurusnya juga. kalo kita nya sabar, ikhlas ....endingnya? bentangan pantai yang indah dan masih perawan tak tersentuh bisa kita nikmatin

    pernikahan juga begitu, kalo sabar - ikhlas, semoga dipertemukan dengan pasangan di akhirat nanti ya. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah teh, super sekali.
      Aamiin allahumma aamiin..

      Hapus
  8. Niatkan menikah untuk ibadah ya kak. Dan cari pasangan yg sevisi misi. Biar sinkron.

    Tapi ada yg masih ganjel nih sebenenrya, dari hadist di atas. Rasul melarang menikah dg wanita yg gak subur. Trus kayakmana nasib wanita yg gak subur itu? Apakah mereka gak ditakdirkan menikah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibnu Qudamah dalam al Mughni berkata:

      “..Dan disunnahkan untuk memilih wanita yang dikenal dengan banyak anaknya”.

      Al Manawi berkata dalam Faidhul Qadir (6/9775): “Menikah dengan wanita yang tidak subur adalah makruh (dibenci bukan haram)”.

      Sebagaimana seorang wanita dibolehkan untuk menikah dengan laki-laki yang mandul, demikian juga bagi seorang laki-laki boleh menikah dengan wanita yang mandul”.

      Wallahu alam :D

      Semoga bisa terjawab ya Put :D

      Hapus
    2. Kalau menurutku, untuk urusan mandul atau tidaknya perlu dibicarakan terlebih dahulu. Kalau memang salah satu niat menikahnya untuk mendapatkan keturunan sebaiknya memilih calon yang tdk mandul. Karena jika memaksakan memilih yg mandul, kasihan takut keduanya saling memendam dan malah menimbulkan masalah baru.

      Tetapi jika niat menikahnya tulus untuk saling mencintai, saling berbakti jika kelak menjadi suami istri, meski tanpa ada keturunan atau adopsi, ya tdk apa2 menikah jika dg menikah keduanya semakin bahagia meski tanpa keturunan. Wallahu a'lam....

      Hapus
    3. Setuju bu. Jadi inget film Testpack :D

      Intinya memang tergantung dari masing-masing ya. Yang terpenting, keduanya istiqomah untuk beribadah kepada Allah :)

      Hapus
    4. bener banget bu, semoga sehat selalu ya buuuu...

      Hapus
  9. Aamiin ya rabbal aalamiin. Bener tuh, banyak yang mengingatkan memang bahwa memenuhi hak anak itu dimulai dari memilih pasangan yang baik untuk menjadi calon orang tua bagi anak kita juga. Meskipun mungkin masih ada ruang luput dalam melihat, namanya juga manusia, tapi setidaknya sudah diupayakan dengan sebaik-baiknya sebelum menikah...dibantu doa juga tentunya ya (karena mungkin ada juga yang niatnya membahagiakan orang tua yang sudah memilihkan).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di kehidupan memang ada banyak kejadian gitu ya mbak. Semua kembali lagi ke masing-masing individu, dan yang pasti takdir Allah pasti adanya. Wallahu alam :D

      Hapus
  10. Ada lho beberapa hadits di atas baru kutahu. Tadi izin screencshoot ya Mbak cucok banget. terima kasih.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Bersama-sama ke Jannah, bener banget ini mbaaak... Menikah tak hanya soal bahagia, tapi juga lebih dari itu.. heheheh

    BalasHapus
  13. Anonim01:01

    Jadi lebih manteb untuk menyongsong masa depan dalam pernikahan ne :D uda cukup umur juga :D

    BalasHapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!