Mia masih bersantai di salah satu sofa yang ada di dalam tokonya. Namun tiba-tiba ada yang datang mengetuk pintu toko.
"Bimo?" seru Mia dan mengajak Bimo masuk.
"Duduk sini aja Mi."
Kemudian mereka duduk di tangga dekat pintu masuk.
"Tumben belum pulang Mi? Citra mana?" seru Bimo.
"Citra udah balik duluan tadi. Aku masih mau disini aja, lihatin cake, hehe.. Terus, kamu darimana ini?"
Bimo terdiam sejenak.
"Ternyata aku cuma pelampiasan Mi. Ternyata selama ini.. Dia udah punya tunangan, cuma lagi ada masalah, terus larinya ke aku, tapi setelah hubungannya baik lagi, aku.. hmh.. Mungkin memang nasibku gini ya Mi, ini kali kedua lho, haha.. Luar biasa," cerita Bimo.
Mia tertawa, "Aku malah udah tiga kali ditinggal nikah. Harusnya aku yang lebih sedih, bukan kamu," timpal Mia.
Bimo terkejut, "Yah, berarti kamu yang luar biasa ya, haha.. Gila, sampai tiga kali lho."
"Ya nggak usah di ulang gitu dong kalimatnya. Aku udah biasa kok, udah tegar, udah tertempa hati ini sama hal-hal yang kayak begitu."
"Tapi masih butuh cinta kaann?" ledek Bimo.
Mia tertawa kecil, "Makanya aku buat nama toko ini D'Miss Cake," celetuk Mia.
"Artinya.. Kamu rindu di cintai? Wah, keren, patah hati bisa jadi inspirasi juga ya," lagi-lagi Mia kena ledek.
"Terus aja ngeledek.."
Bimo tersenyum simpul, "Aku antar kamu pulang ya, udah malam, motor kamu tinggal sini aja, besok pagi aku jemput," seru Bimo.
"Seriusan kamu Bim ?" tanya Mia memastikan.
"Iyaa.. Serius.. Masa tampang begini di kira main-main sih," protes Bimo.
"Tampang gimana maksud kamu ?"
"Tampang ambyar," lanjut Bimo.
Tawa mereka pun pecah.
Diperjalanan..
"Btw, Mi, itu motor kamu kenapa nggak ganti-ganti ya ? Perasaan dari zaman SMA dulu," tanya Bimo memulai percakapan.
"Hahaa.. Masih ingat ya kamu. Soalnya masih bagus, masih nyaman, masih bisa nemenin aku kemana aja, so, kenapa harus di ganti, benar nggak?"
"Iya juga sih. Tapi kalau itu motor bisa ngomong, dia pasti bakal bilang 'Mia.. Kamu sabar sekali merawat aku, sampai aku jadi motor yang super awet sampai sekarang ini', gitu deh kurang lebih," Bimo tertawa.
Di sambut tertawa juga oleh Mia, "Ada-ada aja sih kamu Bim. Bim, Bim, pelan-pelan, itu rumah aku di depan," seru Mia.
Perlahan Bimo berhenti sesuai pinta Mia.
"Makasih banyak lho Bim."
"Iya, besok aku jemput jam 6 ya Mi," ujar Bimo.
"Kepagian Bimooo.. Toko aja buka jam 8," seru Mia enggan.
"Hei, besok jam 6. Ok. Daaa.." kata Bimo bersikeras dan melaju dengan motornya.
~ bersambung dulu yaa..~
0 Komentar
Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!