“Bagas, kamu lagi cari apa?”,tanya Maya
yang sedikit mengagetkannya. Aku pun jadi seperti ikut-ikutan mencari, tapi
entah apa yang dicari. “Eh.. Aku lagi nyari..”, jawabnya seperti berpikir. Aku
dan Maya pun menunggu apa yang akan ia jawab. “Aku lagi nyari.. Pulpen.. Iya,
pulpen”, sambungnya. Aku dan Maya saling pandang dan heran. “Ya ampun Gaas..
Cuma pulpen aja. Kan bisa beli lagi. Susah amat”, ujar Maya tersenyum dan memberi solusi.
Bagas hanya . “Yaudah deh, aku duluan ya May, Ndu”, pamitnya.
“May, kita bantu Bagas cari pulpennya
dulu yuk. Kasian dia tuh”, ajakku. “Gak usah Ndu. Lagian kan kita mau
menyelidiki surat itu”, ujar Maya yang menolak ajakanku.
Aku dan Maya pun bersembunyi dibalik
pohon, sambil menunggu si pemilik surat.
Namun, lagi dan lagi, aku dan Maya melihat
Bagas. Hal itu membuat aku dan Maya menjadi curiga, sangat curiga.
“Eh May, itu kan Bagas. Apa mungkin
pemilik surat ini Bagas”, ungkapku memperkirakan. “Gak mungkin ah Ndu”, kata Maya. “Bisa jadi kan May”, ujarku lagi, sepertinya semakin yakin. “Loh loh, kok
kamunya yakin gitu sih Ndu? Aduuh.. Aku jadi heran deh liat kamu. Udah ini surat
buang aja. Ayo kita pulang Ndu”, sambil merampas surat itu dari tanganku lalu
membuangnya dan menarikku untuk pulang. Sampai-sampai aku pun tak sempat untuk
berbicara.
Esok paginya, aku sengaja datang lebih
awal kesekolah, karena masih penasaran dengan surat yang kemarin. Namun kali
ini aku tidak berangkat bersama Maya. Aku takut ia akan marah padaku.
“Semoga saja Maya tidak curiga”, batinku
berharap.
Sampailah aku ditempat itu.
“Untunglah surat itu masih tergeletak
disini”, ujarku, segera mengambilnya dan berjalan menuju sekolah.
“Rinduu..!!”, panggil Maya dari
kejauhan. “Perasaanku sedikit tak enak, semoga saja hanya perasaan”, batinku.
Aku pun menoleh, dan saat aku hendak meminta maaf, Maya mendahuluiku. “Ndu, maafin
aku ya soal kejadian semalam. Aku gak bermaksud..”, aku memotong
permbicaraannya. “Gak apa-apa kok May. Aku juga minta maaf ya”, ungkapku. Maya
pun mengangguk dan tersenyum. “Yuk kita
masuk kelas”, ajakku.
Aku kira, Maya tidak akan bertanya
tentang apa-apa padaku, ternyata aku salah.
“Kamu kenapa berangkat duluan Ndu?”, tanyanya
padaku. “Hmm.. Itu tadi.. Aku..”, aku bingung mau menjawab apa dan Maya pun
memotong pembicaraanku. “Jangan bilang kalau kamu ngambil surat itu lagi?”,
tanyanya sedikit curiga. Aku pun tak bisa berbohong dan mengiyakan
pertanyaannya. “Hmh.. Rinduu.. Rindu..”, ujarnya sambil menggelengkan kepala.
“Habisnya aku masih penasaran May siapa pemilik surat itu”, jelasku. “Iyaa iya,
terserah kamu aja deh”, ungkapnya memberi kebebasan padaku.
Aku sempat berpikir, kenapa ya aku
sangat enggan untuk membuang surat itu? Seolah-olah hatiku kurang berkenan.
Entahlah, pikirku.
Seusai jam istirahat dan aku sudah
berada dibangkuku. Namun, saat ku hendak mengambil sebuah buku didalam tasku,
ada amplop yang terjatuh.
“Eh, apa ini? Siapa yang meletakkan kedalam
tasku ya?”, tanyaku dalam hati. “Amplop apa itu Ndu?”, tanya Maya. “Aku juga
gak tau May, tiba-tiba terjatuh dari dalam tasku”, jawabku. “Ya udah Ndu, ntar
aja dibacanya ya. Hari ini kan kita ada ulangan”, jelas Maya, mengingatkanku. “Iya iya May, aku ingat kok”,
sambil kuletakkan amplop tadi kedalam tasku.
Bel tanda pulang pun berbunyi. Namun,
aku pulang tanpa bersama Maya, karena ia ada urusan sebentar.
Sesampainya dirumah dan selesaiku
berberes-beres, aku langsung teringat oleh amplop tadi.
“Aku baru ingat. Amplop ini berwarna sama
dengan amplop yang kemarin sempat kutemukan”, ucapku terheran.
Aku pun membandingkan kedua amplop itu.
“Dari segi luar sih sama persis. Tapi,
apakah isinya juga sama?”, ucapku bertanya-tanya.
Tak lama, aku pun membuka amplop yang
kutemukan dalam tas.
“Ini aku sang pemuja..
Yang tersenyum dikala senyumanmu terukir indah bak
bulan sabit..
Yang selalu memperhatikanmu disetiap arah
pandanganku..
Yang bahagia melihatmu tertawa layaknya kupu-kupu
yang terbang kelangit..
Dan inilah aku, pemujamu..”
- Cerbung: Rindu Ini Tulus Untukmu -
- Cerbung: Rindu Ini Tulus Untukmu -
0 Komentar
Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!